Jl. RP. Soeroso No. 25 9, Jakarta Pusat journal@idscipub.com
Berita

AI Negara Maju vs Negara Berkembang Siapa Lebih Unggul?

AI Negara Maju vs Negara Berkembang: Siapa Lebih Siap di Era Digital?

Kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) telah mengubah cara perusahaan melakukan pemasaran digital. Dari personalisasi konten hingga prediksi perilaku konsumen, teknologi ini menawarkan keunggulan kompetitif yang tak terbantahkan. Namun, tingkat penerapan AI di negara maju dan berkembang berbeda jauh.

Penelitian ini menunjukkan bahwa negara maju memiliki keunggulan yang signifikan dalam mengintegrasikan AI dalam strategi pemasaran, sedangkan negara berkembang masih menghadapi banyak kendala. Meskipun begitu, peluang di masa depan tetap terbuka lebar bagi kedua kelompok negara.

Keunggulan Negara Maju: Teknologi, SDM, dan Kebijakan Mendukung

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris sudah jauh melangkah dalam memanfaatkan AI untuk:

  • Otomatisasi pemasaran digital yang mempercepat proses dan mengurangi biaya.
  • Chatbot dan augmented reality (AR) untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
  • Analitik prediktif yang membantu membaca tren dan kebutuhan konsumen.

Infrastruktur digital yang canggih, dukungan kebijakan inovatif, serta tenaga kerja yang terlatih menjadi kombinasi utama keberhasilan ini.

Tantangan Negara Berkembang: Infrastruktur dan Literasi Digital

Sebaliknya, negara berkembang menghadapi hambatan serius seperti:

  • Infrastruktur teknologi dan koneksi internet yang belum merata.
  • Rendahnya literasi digital di kalangan pelaku usaha dan tenaga kerja.
  • Biaya tinggi untuk mengadopsi sistem AI yang memadai.

Namun, jika hambatan-hambatan ini diatasi melalui investasi dan reformasi kebijakan, negara berkembang punya potensi besar untuk mengejar ketertinggalan.

Fakta Angka: Kesenjangan Penerapan AI

Menurut data yang dikumpulkan dari hasil tinjauan literatur:

  • Lebih dari 70% perusahaan di negara maju sudah menggunakan AI dalam pemasaran mereka.
  • Hanya sekitar 30% perusahaan di negara berkembang yang melakukan hal yang sama.

Kesenjangan ini menunjukkan perlunya strategi nasional untuk mendorong adopsi AI secara lebih luas di negara-negara berkembang.

Perbandingan penerapan AI di negara maju dan berkembang menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur dan kebijakan. Negara maju memang lebih unggul untuk saat ini, tetapi bukan berarti negara berkembang tak bisa menyusul.

Dengan kolaborasi global dan strategi pembangunan digital yang tepat, penerapan AI dapat menjadi alat transformasi pemasaran yang inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

IDSCIPUB hadir sebagai mitra publikasi ilmiah untuk dosen, peneliti, dan mahasiswa. Kami bantu mulai dari penyusunan artikel, proofreading, hingga submit ke jurnal nasional dan internasional terakreditasi.

Source : https://www.ilomata.org/index.php/ijjm/article/view/1534

Tinggalkan Balasan