Jl. RP. Soeroso No. 25 9, Jakarta Pusat journal@idscipub.com
Berita

Kesejahteraan Psikologis Remaja dan Perilaku Menyimpang

Kesejahteraan Psikologis Remaja dan Perilaku Menyimpang

Kesejahteraan psikologis remaja menjadi faktor krusial dalam membentuk perilaku sosial dan emosional yang sehat. Masa remaja adalah fase transisi yang rentan, di mana individu menghadapi tekanan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan. Ketika remaja tidak mendapatkan dukungan yang memadai, mereka berisiko menunjukkan perilaku menyimpang, seperti pencurian, kekerasan, atau pelanggaran hukum lainnya.

Dalam konteks Indonesia, peningkatan jumlah anak berhadapan dengan hukum menjadi sinyal serius bagi dunia pendidikan dan kebijakan sosial. Peneliti di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung melakukan studi yang menyoroti hubungan antara kesejahteraan psikologis remaja dan kecenderungan mereka melakukan tindakan kriminal.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan teknik sampel kuota. Peneliti memilih 36 remaja laki-laki yang terlibat dalam kasus pencurian di LPKA Bandung sebagai responden dan menggunakan dua alat ukur utama:

  • SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) untuk mengukur perilaku menyimpang.
  • BSPWB-A (Brief Scale of Psychological Well-Being for Adolescents) untuk menilai kesejahteraan psikologis.

Hasil Utama Penelitian

  • Mayoritas responden berusia 19 tahun, dengan tingkat pendidikan dari SD hingga SMK.
  • 55% remaja menunjukkan kesejahteraan psikologis rendah, sementara sisanya tergolong tinggi.
  • 50% responden berada dalam kategori borderline untuk perilaku bermasalah, 45% normal, dan 5% abnormal.
  • Terdapat hubungan negatif signifikan antara kesejahteraan psikologis dan perilaku menyimpang (r = -0.200; p < 0.05).

Implikasi dan Rekomendasi

Hasil ini menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis remaja adalah fondasi penting dalam pencegahan kenakalan. Oleh karena itu, intervensi tidak cukup hanya dengan pendekatan hukum atau disiplin, tetapi harus melibatkan dimensi emosional dan sosial.

Salah satu pendekatan yang direkomendasikan adalah terapi berbasis keluarga. Terapi ini membantu memperbaiki komunikasi antar anggota keluarga, meningkatkan rasa percaya diri remaja, dan menciptakan lingkungan suportif yang mendorong perubahan perilaku positif.

Penelitian di LPKA Bandung memperkuat bukti bahwa kesejahteraan psikologis remaja sangat berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku menyimpang. Dukungan yang tepat dari keluarga, sekolah, dan lingkungan menjadi penentu apakah seorang remaja akan tumbuh sebagai individu sehat atau justru terseret dalam masalah sosial.

Apakah Anda sedang melakukan penelitian tentang remaja, perilaku menyimpang, atau intervensi berbasis keluarga?
IDSCIPUB siap membantu Anda mempublikasikan artikel ilmiah ke jurnal nasional dan internasional bereputasi. Kami mendampingi proses dari penulisan hingga submit secara profesional.

Source : https://journal.idscipub.com/psychosocia/article/view/376

 

Tinggalkan Balasan