Jl. RP. Soeroso No. 25 9, Jakarta Pusat journal@idscipub.com
Berita

Kolaborasi dalam Pengendalian TB di Kepulauan Riau

Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengendalian TB di Kepulauan Riau

Provinsi Kepulauan Riau tengah menghadapi tantangan serius dalam pengendalian tuberkulosis (TB). Data mencatat peningkatan signifikan dari 4.021 kasus pada 2021 menjadi 6.081 kasus pada 2023. Angka ini mencerminkan kenyataan pahit bahwa Indonesia masih menjadi negara dengan beban TB tertinggi ketiga di dunia. Sebagai bentuk respons, pemerintah Indonesia menargetkan eliminasi TB pada 2035 dan bebas TB pada 2050. Untuk mencapainya, kolaborasi lintas sektor menjadi strategi utama yang terus diperkuat di berbagai daerah, termasuk Kepulauan Riau.

Penguatan Komunikasi dan Komitmen Antar Pemangku Kepentingan

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan memberikan dampak positif terhadap pengendalian TB. Melalui dialog tatap muka, berbagai pihak saling berbagi peran, mendiskusikan strategi, dan menyusun rencana tindak lanjut dalam forum seperti Focus Group Discussion (FGD). Proses ini tidak hanya membangun komunikasi yang sehat, tetapi juga menciptakan komitmen bersama dalam penanganan TB.

Membangun Kepercayaan dan Edukasi Berbasis Komunitas

Keterlibatan aktif berbagai pihak juga memperkuat kepercayaan publik. Pemerintah daerah bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk menyosialisasikan informasi tentang TB, sementara organisasi masyarakat sipil berperan dalam menyebarkan pemahaman bahwa TB adalah penyakit yang dapat disembuhkan. Kesadaran kolektif menjadi pondasi penting dalam memperluas jangkauan edukasi dan deteksi dini.

Aksi Nyata dan Hasil Sementara yang Menjanjikan

Dinas Kesehatan Provinsi menjadi motor penggerak utama dengan menyelenggarakan skrining TB dalam berbagai kegiatan publik, seperti saat Korem mengadakan acara sosial. Pemerintah dan pelaksana program mendukung komitmen tersebut dengan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dan menggunakan pendekatan berbasis bukti. Hasilnya cukup menggembirakan: cakupan pengobatan TB mencapai 45%, dan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 82%. Meski belum mencapai target nasional, pencapaian ini menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif memberi hasil yang nyata.

Tantangan yang Masih Menghambat Percepatan

Namun, tantangan tetap membayangi. Beberapa organisasi perangkat daerah belum sepenuhnya terlibat aktif dalam program ini. Beberapa pemerintah kabupaten/kota belum memahami standar pelayanan minimum, fasilitas kesehatan sering terlambat melaporkan kasus ke sistem nasional, dan pemerintah masih bergantung pada dana luar negeri untuk pendanaan program TB. Pemerintah dan pemangku kepentingan harus segera mengatasi ketiga hambatan ini untuk memperkuat kolaborasi.

Langkah Strategis Menuju Eliminasi TB

Para pemangku kepentingan perlu meningkatkan solidaritas dan menyediakan infrastruktur pendukung yang memadai untuk memperkuat fondasi kolaborasi. Komitmen jangka panjang dan penguatan kapasitas lokal menjadi langkah penting agar eliminasi TB bukan hanya target ambisius, tetapi juga pencapaian nyata.

Ingin Mempublikasikan Riset Kesehatan Publik? IDSCIPUB Siap Mendampingi

Jika kamu memiliki kajian ilmiah seputar kesehatan masyarakat, kolaborasi lintas sektor, atau kebijakan kesehatan daerah, IDSCIPUB siap membantu proses publikasimu. Kami mendampingi mulai dari penyesuaian naskah hingga penerbitan di jurnal nasional maupun internasional bereputasi.

Source : https://www.ilomata.org/index.php/ijss/article/view/1225

Tinggalkan Balasan